KangSoem.blogspot

TERIAKAN DI BELANTARA HAMPA

TRANSLATOR
English French German Spain Italian

Dutch Russian Portuguese Japanese Korean

Arabic Chinese Simplified
LABEL
> Technorati Profile
> SOSIAL
> HUMAS
> PENYEJUK IMAN
> PENGETAHUAN
BLOGROLL
TIP'S BLOGGER



VIDEO PILIHAN
PENDIDIKAN GRATIS GERINDRA
TRAGEDI QUEN DAY BELANDA
HEBATNYA PONARI
LINK KANGSOEM
- ABANG ANDI
- FREEWEB MASUKISWAY
- BELGEDES
Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x
Subscribe in NewsGator Online


Powered by  MyPagerank.Net
CATATAN RINGAN SEORANG KAWAN : MAS GAW
06 April 2009
Hidup ini terasa indah jika kita bisa saling mengingatkan, saling menasihati dalam kebaikan dan kesabaran. Lebih indah lagi, jika dilengkapi dengan saling mendoakan. Keindahan hidup seperti ini yang masih bisa kita rasakan selagi tetap memiliki sahabat maupun saudara. Sahabat dan saudara yang tak segan-segan melafazkan doa di hadapan kita atau mengirimkannya tanpa sepengetahuan kita, diucapkan dalam barisan panjang doanya setiap usai sholat.

Harus saya syukuri, betapa diri ini menyadari bahwa dalam perjalanan panjang hidup ini teramat banyak orang-orang yang tulus berdoa untuk kebaikan, keselamatan, juga keberkahan saya dan keluarga. Misalnya beberapa tahun lalu ketika kami masih menyewa sebuah rumah petak di Bogor dengan kondisi yang sangat memprihatinkan, mulai dari ibu, adik, kakak, dan sahabat yang pernah singgah berucap kalimat yang sama, “semoga cepat punya rumah yang layak ya…”

Ketika itu, saya tidak pernah malu untuk mengajak dan menawarkan siapapun untuk singgah ke rumah ‘kontrakan’. Hanya karena rumah kami kurang layak, bukan berarti menghalangi niat baik untuk menyambung silaturahim. Meski saya tidak meminta, mereka tetap mendoakan untuk kehidupan yang lebih baik bagi keluarga saya. Dan mungkin atas doa mereka jugalah, kini saya dan keluarga sudah bisa menikmati tinggal di rumah sendiri.

Cerita lain ketika saya sering mengajak isteri dan anak-anak jalan-jalan. Suatu hari kami bertemu dengan seorang sahabat di sebuah angkutan umum dan dia bertanya, “ biasanya pakai motor, motornya kemana?”. Obrolan pun berlanjut ke hal lain, karena ia sudah mendapatkan jawaban dari saya soal motor itu. Menjelang berpisah, tak lupa ia menitipkan satu kalimat yang saya anggap itu sebagai doa, “mudah-mudahan ada gantinya ya”.


Segera saya mengamini kalimat sahabat saya itu. Puji syukur kepada Allah bahwa kemudian Allah memberi lagi saya kesempatan untuk memiliki sepeda motor walau harus mencicilnya selama tiga tahun. Setidaknya saya semakin sadar, bahwa saya harus senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan. Boleh jadi juga, doa sahabat-sahabat lah yang Allah kabulkan sehingga saya kembali mengantar anak-anak ke sekolah atau mengunjungi orang tua dengan bersepeda motor.

Nah, giliran sudah punya motor, sudah punya rumah, alhamdulillah tetap saja ada yang masih mendoakan kami. Tentu saja dengan cara-cara yang berbeda. Misalnya saja, seorang sahabat yang singgah di rumah saya di Sawangan belum lama ini, berkomentar “Kapan dikasih pagar nih rumahnya?” atau ketika puteri ketiga saya lahir, “Wah, puterinya sudah bertambah, berarti mesti bikin kamar lagi nih di lantai atas…”

Saya selalu menilai positif kalimat-kalimat penuh makna persahabatan itu dan menganggapnya sebagai doa. Begitu juga ketika para tetangga melihat motor kesayangan kami ditumpangi lima orang, saya, isteri, dan tiga puteri saya, mereka berujar, “Sudah harus ganti roda empat tuh…”

Di jalan raya pun demikian. Setiap kami menunggangi motor berlima dan berhenti di lampu lalu lintas, entah itu perjalanan ke Bogor maupun ke Tangerang selalu ada orang yang menyapa, “Masya Allah pak… hati-hati ya bawa motornya. Mudah-mudahan cepat punya mobil ya…”, ini masih lebih enak terdengar. Ada yang begini, “Ya Allah, kurang banyak pak bawaannya…”

Saya sempatkan untuk tersenyum kepada mereka, dan berujar, “amiin, terima kasih doanya ya. Alhamdulillah saya masih punya motor, sementara saya nikmati saja dulu…”. Tak sedikipun saya tersinggung dengan segala ucapan mereka di jalan raya, toh sebaliknya saya pikir itu doa dan saya berterima kasih. “tinggal mengamini saja kok repot…”

Sekali lagi, saya benar-benar menyadari dan yakin bahwa satu dari sekian banyak rasa anugerah yang wajib kita syukuri adalah lantaran hidup kita ini dikelilingi oleh doa. Doa orang tua, keluarga, para sahabat bahkan orang-orang yang tidak kita kenal secara langsung. Lantas, kenapa masih murung dan berputus asa? (gaw)

Label:

posted by kang soem @ 09.06  
0 Comments:
Posting Komentar
<< Home
 
KANGSOEM

ARTIKEL
SIMPANAN
Powered by

BLOGGER


© 2008 KangSoem.blogspot Blogspot Template by Isnaini Dot Com