KangSoem.blogspot

TERIAKAN DI BELANTARA HAMPA

TRANSLATOR
English French German Spain Italian

Dutch Russian Portuguese Japanese Korean

Arabic Chinese Simplified
LABEL
> Technorati Profile
> SOSIAL
> HUMAS
> PENYEJUK IMAN
> PENGETAHUAN
BLOGROLL
TIP'S BLOGGER



VIDEO PILIHAN
PENDIDIKAN GRATIS GERINDRA
TRAGEDI QUEN DAY BELANDA
HEBATNYA PONARI
LINK KANGSOEM
- ABANG ANDI
- FREEWEB MASUKISWAY
- BELGEDES
Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x
Subscribe in NewsGator Online


Powered by  MyPagerank.Net
MENJADI PEMIMPIN YANG IDEAL
21 April 2009

Menuju Kepemimpinan yang Sukses
Oleh C.A. ARIYANTI, P.S., S.Pd., M.H.

BERANGKAT dari mana pun, seorang pemimpin akan sukses apabila mampu bekerja sama dengan orang lain, dapat menerima saran & pendapat dari orang lain, mengolah pendapat tersebut menjadi sesuatu yang berharga. Mampu membawa organisasinya ke arah yang lebih baik dan lebih maju dengan tetap melibatkan semua unsur di dalam organisasi tersebut.

Pemimpin bukanlah sekadar seseorang yang dicintai atau dikagumi, melainkan seseorang yang mempunyai pengikut dan mampu mengerjakan dengan benar (do the right things). "Pemimpin bukanlah hanya gelar ataupun uang, melainkan memiliki rasa tanggung jawab yang harus dipikul di pundaknya dan membawa ke tingkat keberhasilan maksimal jadi pemimpin harus profesional.

Hanya ada tiga jenis pemimpin:
* Pemimpin yang cepat
* Pemimpin yang lambat
* Pemimpin yang berjalan di tempat.

Dari ketiga jenis tersebut yang, akan sukses adalah pemimpin yang cepat. Cepat dalam mengolah suatu ide menjadi lebih berharga, cepat dalam pengambilan keputusan yang tepat, cepat menyesuaikan dengan perubahan, serta cepat dalam bekerja dan menggerakan sumber daya manusianya.

Karakteristik pemimpin
Untuk mencapai kepemimpinan yang sukses, seorang dituntut memiliki karakteristik-karakteristik khusus. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Santa Clara University dan Tom Peters Group/Learning System terhadap lebih dari 5.000 pimpinan senior, setidaknya ada 11 karakteristik yang harus dimiliki pemimpin agar sukses dalam kepemimpinannya.

1. Jujur (honest)
Ditempatkan pada urutan pertama karakteristik pemimpin, kejujuran harus melekat erat pada diri seorang pemimpin karena jabatan itu adalah kepercayaan. Ketidakjujuran ibarat racun dalam tubuh manusia yang semakin lama menumpuk dan akan menimbulkan penyakit serta kerusakan tubuh. Begitupun di dalam tubuh organisasi kerja, ada salah satu anggota yang tidak jujur lambat laun organisasi itu akan hancur. Apalagi ketidakjujuran itu dilakukan pemimpinnya pasti akan mengalir kepada anggota, seperti air kotor di hulu pastilah di hilirnya akan semakin kotor. Ketidakjujuran akan menimbulkan rasa saling curiga antaranggota maupun dengan pemimpinnya, dan saling curiga akan menyebabkan kerja sama dalam organisasi tidak harmonis. Sebaliknya, pemimpin yang jujur akan menjadi teladan anggotanya dan akan menjadi inspirasi kerja tim yang padu menuju kesuksesan organisasi. Jadi para pemimpin harus selalu menggunakan "kompas" moral untuk navigasi organisasi dalam pengambilan keputusan dan menjalankan organisasinya.

2. Pandai, cerdas (intelligent)
Sebagai pimpinan akan menjadi panutan dan acuan bagi anggotanya sehingga harus memiliki pemikiran yang lebih maju dari anggotanya. Kecerdasan intelektual harus ditunjang pula dengan kecerdasan emosional dan kecedasan spiritual sehingga pemimpin selain akan mampu mengorganisasi, juga mampu menghadapi dan memecahkan masalah yang timbul, serta keputusan dan kebijakan yang diambil akan sangat berkualitas.

3. Melihat ke depan (forward-looking)
Seorang pemimpin harus selalu melihat ke depan dalam arti selalu harus mencari inovasi-inovasi baru sesuai dengan perkembangan. Bukan berarti juga harus melupakan yang telah lewat karena itu menjadi pengalaman dan pembelajaran bagi kinerja ke depan, melihat ke depan adalah salah satu faktor penunjang sebagai pemimpin yang cepat. Organisasi yang dikelola dengan mengacu pada keadaan saat ini tanpa melihat ke depan akan jalan di tempat dan ketinggalan. Pemimpin dengan pandangan dan orientasi ke depan akan mampu menggerakkan anggotanya menjadi sebuah mesin kerja yang efisien, efektif, dan inovatif.

4. Selalu memicu inspirasi (inspiring)
Sebagai motor penggerak, pemimpin harus mampu menjadi pemicu untuk menggerakkan potensi SDM yang ada menjadi suatu hasil yang bermanfaat. Pemimpin harus mampu memunculkan ide-ide baru dan mampu menggerakkan anggotanya untuk selalu mencari ide kreatif bagi kemajuan lembaga atau organisasi kerjanya. Dalam konteks ini, pemimpin dapat menggerakkan anggotanya atau masyarakatnya untuk selalu belajar karena dengan banyak belajar akan memunculkan inovasi atau ide baru. Suatu organisasi, lembaga, atau perusahaan yang dikelola dengan ide-ide baru akan selalu berkembang, tidak monoton, dan tidak pula statis. Ide atau inovasi baru tetap harus mengacu pada potensi yang dimiliki organisasi tersebut. Sebaliknya, pemimpin yang hanya terpaku pada kinerja saat ini tanpa mencari ide baru maka sudah pasti organisasi yang dipimpin akan jalan di tempat.

5. Kompeten (competent)
Kompeten adalah penggabungan antara kemampuan dan kemauan. Seorang pemimpin harus memiliki pengetahuan secara teori, kecakapan dalam kerja sesuai organisasi yang ditanganinya dan wawasan luas teori/praktik serta kemauan untuk merealisasikan dalam kerja nyata. Seorang pemimpin harus mampu memahami seluruh isi dan lingkup organisasi yang dipimpinnya seperti dia memahami dirinya. Pemimpin harus mampu "bertanya, belajar, dan menindaklanjuti". Bertanya untuk mendapatkan umpan balik dan mendapatkan ide-ide baru, kemudian belajar mendengarkan dengan efektif dan melakukan refleksi dari hasil bertanya tersebut. Dari hasil bertanya dan belajar, ditindaklanjuti dengan kerja dan menghasilkan karya dan kemajuan bagi organisasinya.

6. Berlaku adil (fairminded)
Kata adil sangat mudah diucapkan dan didengungkan, tetapi sangat sulit dalam penerapannya. Sebagai pemimpin yang membawahi banyak anggota atau masyarakat akan sangat sulit untuk menerapkan keadilan bagi semuanya. Kepemimpinannya tidak boleh condong pada golongannya. Adil tidak harus sama rata, tetapi tetap sesuai porsinya masing-masing. Penentuan kebijakan serta pengambilan keputusan dan hukum yang diterapkan harus objektif. Pertentangan, keributan, dan permusuhan antaranggota kelompok atau masyarakat lebih banyak diakibatkan ketidakadilan pemimpinnya.

7. Berwawasan luas (broadminded)
Sebagai pusat informasi dan sebagai pusat pemecahan masalah, seorang pemimpin harus memiliki wawasan yang luas. Organisasi yang dikelola harus selalu mengikuti perkembangan zaman sehingga pemimpin harus selalu menggali informasi, harus selalu belajar agar wawasannya semakin luas. Wawasannya haruslah diinformasikan kepada anggotanya agak kinerja organisasi semakin cepat. Ilmu pengetahuan dan teknologi akan selalu berkembang pesat. Apabila seorang pemimpin tidak memiliki wawasan yang luas, akan selalu tertinggal. Perkembangan ilmu dan teknologi harus selalu diterapkan pada organisasinya.

8. Berani mengambil risiko (courageous)
Sebagai pucuk pimpinan pengambilan keputusan, kebijakan serta penegakan peraturan akan dibebankan di pundaknya. Menjadi pemimpin adalah jabatan yang tidak selamanya akan digenggam, tetapi pada saatnya akan dilepaskan. Seorang pemimpin tidak boleh ragu-ragu dan takut mengambil keputusan karena itu menjadi risiko jabatan dan kepercayaan yang diembannya. Sikap ragu-ragu akan menyebabkan kapal organisasinya semakin terombang-ambing oleh gelombang dan akan semakin mendekati kehancuran. Apabila seorang pemimpin selalu berpegang pada kejujuran dan keadilan, tidak akan pernah ada kata ragu dalam menjalankan kepemimpinannya. Pemimpin yang cerdas serta berwawasan luas maka risiko yang dihadapi dari keputusan yang diambil akan rendah.

9. Tidak basa-basi, langsung pada persoalan (straightforward)
Sikap tegas yang didasari kejujuran dan tidak ragu-ragu akan membawa ke arah kepemimpinan yang efisien dan efektif. Sikap basa-basi akan banyak membuang waktu dan akan menimbulkan kebingungan anggotanya atau masyarakatnya. Setiap permasalahan dan setiap tujuan yang ditangani dengan cepat maka perjalanan organisasi juga cepat berkembang. Basa-basi memang kadang diperlukan, tetapi kalau menjadi gaya kepemimpinannya akan membosankan dan cepat ditinggal anggotanya. Jadi pemimpin harus selalu bekerja cepat, tepat dengan hasil yang hebat.

10. Penuh imajinasi (imaginative)
Daya imajinasi bukanlah sekadar hayalan belaka, tetapi imajinasi yang dapat dikembangkan menjadi hal yang bermanfaat. Seorang pemimpin sebagai nakhoda harus selalu berimajinasi mengenai organisasinya ke depan. Berimajinasi untuk mengembangkan usahanya akan menjadi pendorong pemimpin dalam menggerakan anggotanya untuk lebih kreatif dan inovatif. Imajinasi akan berubah menjadi inovasi-inovasi baru dan manfaat-manfaat baru.

11. Pandai mendelegasi dan memotivasi SDM
Pemimpin harus mempunyai kemampuan mendelegasikan dan memotivasi sumber daya manusianya.
Setiap pribadi adalah pemimpin bagi dirinya sendiri. Apabila setiap pribadi sebagai pemimpin memiliki dan menerapkan sebelas karakteristik tersebut, pasti akan dapat menjalankan kepemimpinannya dengan efektif dan berwibawa.

Sumber=irfunk’s site

Label:


Lebih lengkap........
posted by kang soem @ 10.17   0 comments
ANDA KARYAWAN YANG LOYAL....?

Seorang karyawan akan bersikap loyal dan berusaha memberikan hasil kerjanya yang terbaik untuk perusahaan apabila kebutuhan–kebutuhannya telah terpenuhi. Adapun hierarki kebutuhan manusia sebagai seorang karyawan adalah sbb.

1.Kebutuhan fisiologis (mendasar) –merupakan kebutuhan karyawan untuk mendapatkan penghasilan yang cukup untuk menafkahi dirinya secara fisik.
Maksudnya, seorang karyawan membutuhkan gaji/ upah dari pekerjaannya untuk membiayai kebutuhan dasar hidupnya, seperti kebutuhan akan makanan, pakaian, tempat tinggal, dll. Apabila dengan gaji yang diterima tersebut karyawan tidak dapat mencukupi kebutuhan hidupnya dengan layak, maka kemungkinan besar pikiran karyawan tersebut tidak akan terfokus pada pekerjaan yang dilakukannya. Sebaliknya, ia menjadi kurang semangat dalam bekerja dan akan berusaha mencari pekerjaan alternatif untuk menyelesaikan permasalahannya.

2. Kebutuhan keselamatan –merupakan kebutuhan karyawan terhadap adanya jaminan keamanan diri saat melakukan pekerjaannya. Jadi, dapat dikatakan bahwa seorang karyawan membutuhkan asuransi terhadap kesehatan dan keselamatan dirinya selama bekerja. Apabila pekerjaan yang harus dilakukan cukup berbahaya dan tidak ada jaminan keselamatan diri, maka tentu saja karyawan akan melakukannya dengan setengah hati bahkan mungkin tidak bersedia melakukannya. Akibatnya, karyawan tidak bersikap loyal terhadap perusahaan.

3. Kebutuhan sosial –merupakan kebutuhan karyawan untuk dapat berinteraksi dan bergaul dengan orang-orang di sekitarnya. Maksudnya, seorang karyawan membutuhkan lingkungan kerja menyenangkan yang terdiri dari rekan-rekan kerja yang bersahabat dan bisa diajak bekerja sama. Dengan demikian, karyawan akan merasa nyaman dalam melakukan pekerjaannya dan dapat bersikap loyal terhadap perusahaan. Namun,umumnya keadaan yang terjadi pada saat ini malah sebaliknya. Karyawan merasa tidak nyaman dengan lingkungan kerjanya karena terlalu banyaknya tekanan dan persaingan tidak sehat. Tentu saja jika seseorang merasa tidak nyaman terhadap pekerjaannya, maka ia tidak akan mampu bekerja dengan maksimal. Sebaliknya, ia akan bekerja dalam keadaan terpaksa.

4. Kebutuhan esteem –merupakan kebutuhan karyawan untuk mendapatkan penghargaan atas pekerjaan yang dilakukannya. Bagaimanapun juga karyawan tetap adalah seorang manusia yang ingin dihargai, bukan direndahkan. Karyawan bukanlah sebuah mesin yang tidak memiliki perasaan. Karyawan ingin keberadaannya diakui dan keberhasilannya dihargai. Karena itu, hargailah setiap usaha dan kerja keras yang telah dilakukan karyawan untuk memajukan perusahaan. Jika perlu, berilah semacam bonus sebagai tanda penghargaan atas keberhasilannya. Sehingga, karyawan akan termotivasi untuk memberikan hasil kerja yang terbaik untuk perusahaan. Namun, kenyataan pada saat ini umumnya menunjukkan keadaan sebaliknya. Karyawan sering direndahkan dan diremehkan oleh pimpinan yang merasa dirinya lebih berkuasa di perusahaan. Akibatnya, karyawan akan merasa dirinya hanya sebagai pesuruh yang selalu direndahkan. Sehingga, ia tidak akan bersikap loyal terhadap perusahaan.

5. Kebutuhan realisasi diri –merupakan kebutuhan untuk mengekspresikan, mengembangkan, dan mengeksplorasi kemampuan diri yang dimiliki. Karyawan membutuhkan kesempatan untuk membuktikan dan memperlihatkan kemampuan yang dimilikinya. Dalam perusahaan, realisasi diri ini dapat diwujudkan apabila karyawan memiliki kesempatan dan diberi kepercayaan untuk melakukan pekerjaan yang sesuai dengan dirinya. Sehingga, ia akan bekerja sebaik mungkin untuk menunjukkan kemampuannya yang sebenarnya. Dalam kehidupan sehari-hari, realisasi diri ini dapat diwujudkan dengan melakukan kegiatan berdasarkan minat dan bakat yang dimiliki.
Apabila semua kebutuhan tersebut telah dapat terpenuhi, maka perusahaan akan memperoleh hasil kerja yang memuaskan dari para karyawannya.
Salah satu contoh perusahaan yang dapat dikatakan telah memenuhi semua kebutuhan karyawan di atas adalah Starbucks, sebuah perusahaan jasa penyedia minuman kopi.
Bayangkan usaha yang dilakukan Starbucks hanya menjual minuman kopi di sebuah tempat semacam restoran, tapi dalam waktu yang cukup singkat Starbucks yang awalnya tidak terlalu besar di AS dapat berkembang dengan begitu pesat. Sehingga, saat ini kita dapat menjumpai banyak kedai Starbucks di AS dan juga di negara-negara lain. Dan, salah satu kunci keberhasilannya yang begitu berperan adalah terpenuhinya hierarki kebutuhan semua karyawan. Karena itulah, karyawan bersikap loyal sehingga perusahaannya menjadi begitu berkembang.

Sumber=id.shvoong.com

Label:


Lebih lengkap........
posted by kang soem @ 08.17   0 comments
HIDUP ADALAH PILIHAN
20 April 2009

Ada sebuah kisah menarik yang bisa di jadikanpelajaran dalam hidup ini. pada zaman dahulu di sebuah negeri ada seorang tua yang terkenal akan kepandaian dan kebijaksanaannya. Hampir di seluruh negeri orang mengenalnya. Dialah tempat ber konsultasi dan di mintai pendapat. Suatu hari ada seorang anak kecil yang datang kepadanya untuk bertanya kepada orang bijak tersebut. Anak tersebut datang dengan membawa seekor anak ayam yang di sembunyikan di balik badannya. Kemudian anak kecil tersebut langsung bertanya kepada orang bijak tersebut.
”Wahai orang tua yang bijak ! tahukah kamu apakah anak ayam yang aku bawa ini dalam keadaan hidup atau mati ?”.
Sejenak orang tua tersebut terdiam dan merenung , kemudian ia berkata,” wahai anak kecil , sesungguhnya mati dan hidupnya anak ayam ini tergantung kamu nak! Karena kalau saya katakan anak ayam ini hidup maka secepat kilat engkau akan mematahkan leher anak ayam tersebut. Tapi jika saya katakan mati maka engkau akan biarkan anak ayam itu dalam keadaan hidup dan memberikan nya kepada saya. Jadi hidup dan matinya anak ayam tersebut tergantung dirimu nak !”
Demikian jawaban dari orang tua yang bijaksana tersebut.

Pelajaran dari kisah di atas antara lain, baik buruknya diri kita adalah tergantung atas keputusan yang diambil.
Kita sendirilah yang menentukan sukses tidaknya hidup ini.

Untuk di renungkan
Setiap hari kita selalu hidup dalam pilihan
Pagi saat sarapan, memilih baju,
memilih kendaraan yang membawa kita ke kantor,
Pilihan pekerjaan yang harus segera diselesaikan..
Dan terus dan terus
Dalam rutinitas yang tak pernah berakhir.
Semua..itu tersaji di hadapan kita..
Layaknya film panjang..
Yang jadi sutradara, ya kita,
Yang jadi penulis naskah ya kita juga
Yang jadi aktor utama..siapa lagi?
Mau jadi..
penjahat atau orang baik,
orang sukses atau gagal,
orang yang biasa-biasa aja atau yang gak biasa
semua bisa kita mainkan
semua bisa kita bangun ceritanya
Kita juga bisa bikin endingnya..
Pilihan..
Hanya kalimat yang terdiri dari 3 suku kata!
Seberapa pentingkah?
Seberapa besarkah pengaruhnya?
Bisakah mengubah nasib seseorang?
Bagaimana kalo kita tidak mau memilih
Bisakah?!
Bisakah kita diberi sesuatu yang pasti
Yang membuat kita tidak harus memilih.


Setiap manusia menginginkan kebahagiaan dalam hidup ini, termasuk penyelesaian berbagai masalah yang dihadapinya. . Akan tetapi untuk mencapai itu semua tidak mudah. Allah SWT akan memberikan ujian kepada seluruh umat manusia, sebagai konsekwensi penciptaannya. Adakalanya manusia berhasil dalam menghadapi ujian hidup tapi ada pula diantara mereka yang gagal dalam menghadapi cobaan hidup ini. Diantara ujian yang Allah berikan kepada manusia adalah adanya pilihan pilihan di dalam menjalani hidup ini.
Di dalam Q.S 91 : 8 :10 surat Asy -Syam Allah berfirman
”Maka Allah ilhamkan kepada manusia jalan keburukan dan jalan ketaqwaan, Sesungguhnya beruntunglah orang yang mengambil jalan taqwa( mensucikan jiwa) dan merugilah orang yang mengambil jalan keburukan ( mengotorinya )”.

Disinilah manusia diberikan kebebasan untuk memilih apakah menjadi manusia bertaqwa atau manusia yang sesat . Allah swt memberikan kebebasan setiap manusia untuk menjalani hidup ini. Apakah mereka menjadi orang yang beriman kepadanya atau sebaliknya. Ini adalah salah satu contoh dari berbagai pilihan hidup.
Didalam keseharian kita sering menemukan banyak pilihan dan ini adalah sebuah permasalahan jika kita sulit untuk mengambil keputusan atas pilihan tersebut. Misalnya seseorang yang akan memilih dan menentukan pasangan hidupnya, susah memilih jurusan dan kampus yang sesuai untuk meneruskan pendidikan, atau susah mencari pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan kemampuan.

Keputusan yang diambil sangat tergantung dengan kondisi dan keadaan lingkungan. Karena boleh jadi apa yang kita pilih tidak hanya berdampak kepada diri kita sendiri tetapi juga akan berdampak kepada orang lain. Misalkan keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin yang salah maka bisa berakibat buruk terhadap anak buahnya. Seorang direktur yang salah mengambil keputusan bisa membuat perusahan dan karyawannya berantakan. Bahkan keputusan yang salah yang diambil oleh seortang Presiden sebagai Kepala Negara bisa menyebabkan kesengsaraan bagi rakyat dan masyarakatnya. Itulah resiko atas keputusan yang telah diambil.

Setiap orang harus berani mengambil resiko atas keputusan yang diambilnya. Adakalanya keputusan tersebut berat adakalanya ringan. Maka dari itu kemampuan didalam mengambil keputusan adalah hal yang paling penting didalam menyelesaikan masalah.
Keputusan adalah penilaian atau pilihan antara dua hal atau lebih yang timbul dalam berbagai situasi , dari pemecahan masalah sampai implementasi tindakan.
Allah swt memberikan kepada manusia berbagai macam kelebihan berupa potensi yang seharusnya dapat di gunakan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Di antara potensi yang di miliki oleh manusia adalah potensi akal pikiran. Dengan akal inilah seharusnya kita dapat menganalisa dan mempertimbangkan terlebih dahulu atas keputusan yang diambilnya. Sering kali terjadi sebaliknya, manusia tidak menggunakan akal dan fikirannya dalam mentukan pilihan yang ada sehingga keputusan terlihat tidak rasional dan bertentangan dengan keadaan lingkungan. . Diantara mereka ada yang hanya menggunakan emosi dan perasaan bahkan hanya mengandalkan hawa nafsu dalam mengambil keputusan.

Ada beberapa kiat agar kita tidak salah dalam mengambil keputusan.
1. Berhubungan dengan Diri sendiri
a. Memahami permasalahan dan pilihan yang ada
b. Menganalisa dan mempertimbangkan baik buruknya, untung rugi atas beberapa pilihan yang ada.
c. Membuat skala prioritas
d. Disesuaikan dengan kemampuan yang kita miliki
e. Belajar dari pengalaman kita sebelumnya.
2. Berhubungan dengan Orang Lain :
a. Meminta pendapat , masukan dan pertimbangan dari orang lain
b. Tidak merugikan dan menggangu orang lain atas keputusan yang kita ambil
c. Keputusan yang kita ambil dapat bermanfaat tidak hanya untuk diri kita tapi juga ber manfaat bagi orang lain.
d. Belajar dari orang lain atas keputusan yang pernah diambil sebelumnya
3. Berhubungan dengan Allah Swt :
a. Berdoa sebelum dan sesudah mengambil keputusan
b. Bertawakal dan berserah diri kepada Allah
c. Menerima dengan ikhlas atas hasil keputusan yang telah kita ambil

Kualitas diri kita 5 tahun kedepan dapat di lihat dari beberapa hal dan ini berhubungan dengan pilihan dan keputusan yang kita ambil
Apa yang kita baca hari ini
Apa yang kita kerjakan hari ini
Dengan siapa kita bergaul
apa yang kita tonton hari ini
Bagaimana kita menyelesaikan masalah yang kita hadapi
Sebagai bahan renungan untuk diri kita adalah berkaitan dengan yang telah ada dalam diri kita :
1. Karakter dan kepribadian diri .
Setiap kita memiliki kepribadian berbeda. Masa depan kita sangat di tentukan oleh watak dan karakter kita. Apakah kita sudah memiliki kepribadian yang kuat atau sebaliknya. Kita lah yang lebih tahu.
2. Ilmu dan pemahaman .
Setiap diri kita memiliki ilmu dan pemahaman yang berbeda. Tergantung dari apa yang kita pelajari , apa yang kita baca. Apa yang kita jadikan pelajaran. Amal yang kita lakukan akan bermakna kalau di barengi dengan pemahaman dan ilmu yang sesuai dan benar
3. Amal sholeh atau amal buruk .
Pada usia kita saat ini mana yang paling banyak kita lakukan. Apakah amal kebaikan atau amal keburukan. Kita lah yang paling tahu. Setiap amal akan mendapatkan ganjaran sesuai dengan apa yang kita lakukan.
4. Pemanfaatan waktu hidup dan waktui luang.
Ada manusia yang lupa akan tujuan hidupnya. Sehingga ia lalai dan tidak bisa memanfaat kan waktu yang diberikan. Waktu yang berjalan terbuang percuma, tidak bermanfaat dan apyang dikerjakan sia sia. Apakah ini cerminan diri kita ?
5. Hasil karya untuk orang lain.
Sebaik baik manusia adalah mereka yang dapat memberikan manfaat bagi orang lain. Apakah dalam usia kita saat ini sudah ada hasil karya yang dapat di manfaat kan oleh orang lain ?. atau kah kita sibuk dengan urusan diri sendiri. ?.

Sumber=trustco.or.id

Label:


Lebih lengkap........
posted by kang soem @ 18.52   0 comments
GUSTI ALLAH TIDAK Ndeso
18 April 2009

"Ndeso"... kalimat yang diartikan lebih mengarah kepada suatu keadaan yang tidak modern, tidak fleksibel, kampungan atau kalimat-kalimat lain yang lebih cocok diucapkan oleh Tukul "Renaldi" Arwana.

Tapi kalimat ini pernah diucapkan oleh Emha Ainun Najib, seorang budayawan, intelektual yang mengusung nafas islami.
Sebagian orang, juga mengangapnya sebagai kyai nyentrik karena pemikiran dan ceramahnya yang kadang tidak biasa dilakukan oleh pemuka agama.

Sebagai mantan santri yang pernah diusir dari Pondok Modern Gontor Ponorogo dan berbekal pengetahuan dari mengikuti lokakarya-lokakarya di manca negara, Kyai nyentrik ini juga aktif dalam komunitas Masyarakat Padhang mBulan serta keliling nusantara (wikipedia)

Suatu kali Emha Ainun Nadjib ditodong pertanyaan beruntun :

"Cak Nun," kata sang penanya, "misalnya pada waktu bersamaan tiba-tiba sampeyan menghadapi tiga pilihan, yang harus dipilih salah satu: pergi ke masjid untuk shalat Jumat, mengantar pacar berenang, atau mengantar tukang becak miskin ke rumah sakit akibat tabrak lari, mana yang sampeyan pilih?"

Cak Nun menjawab lantang, "Ya nolong orang kecelakaan." "Tapi sampeyan kan dosa karena tidak sembahyang?" kejar si penanya. "Ah, mosok Gusti Allah ndeso gitu," jawab Cak Nun.

"Kalau saya memilih shalat Jumat, itu namanya mau masuk surga tidak ngajak-ngajak, " katanya lagi. "Dan lagi belum tentu Tuhan memasukkan ke surga orang yang memperlakukan sembahyang sebagai credit point pribadi."


Bagi kita yang menjumpai orang yang saat itu juga harus ditolong, Tuhan tidak berada di mesjid, melainkan pada diri orang yang kecelakaan itu. Tuhan mengidentifikasikan dirinya pada sejumlah orang.

Kata Tuhan:

Kalau engkau menolong orang sakit, Akulah yang sakit itu.

Kalau engkau menegur orang yang kesepian, Akulah yang kesepian itu.

Kalau engkau memberi makan orang kelaparan, Akulah yang kelaparan itu.

Seraya bertanya balik, Emha berujar, "Kira-kira Tuhan suka yang mana dari tiga orang ini.

Pertama, orang yang shalat lima waktu, membaca al-quran, membangun masjid, tapi korupsi uang negara.

Kedua, orang yang tiap hari berdakwah, shalat, hapal al-quran, menganjurkan hidup sederhana, tapi dia sendiri kaya-raya, pelit, dan mengobarkan semangat permusuhan.

Ketiga, orang yang tidak shalat, tidak membaca al-quran, tapi suka beramal, tidak korupsi, dan penuh kasih sayang?"


Kalau saya, ucap Cak Nun, memilih orang yang ketiga.


Kalau korupsi uang negara, itu namanya membangun neraka, bukan membangun masjid.

Kalau korupsi uang rakyat, itu namanya bukan membaca al-quran, tapi menginjak- injaknya.

Kalau korupsi uang rakyat, itu namanya tidak sembahyang, tapi menginjak Tuhan. Sedang orang yang suka beramal, tidak korupsi, dan penuh kasih sayang, itulah orang yang sesungguhnya sembahyang dan membaca al-quran.

Kriteria kesalehan seseorang tidak hanya diukur lewat shalatnya. Standar kesalehan seseorang tidak melulu dilihat dari banyaknya dia hadir di kebaktian atau misa. Tolok ukur kesalehan hakikatnya adalah output sosialnya: kasih sayang sosial, sikap demokratis, cinta kasih, kemesraan dengan orang lain, memberi, membantu sesama.

Idealnya, orang beragama itu mesti shalat, misa, atau ikut kebaktian, tetapi juga tidak korupsi dan memiliki perilaku yang santun dan berkasih sayang.

Agama adalah akhlak. Agama adalah perilaku. Agama adalah sikap. Semua agama tentu mengajarkan kesantunan, belas kasih, dan cinta kasih sesama. Bila kita cuma puasa, shalat, baca al-quran, pergi kebaktian, misa, datang ke pura, menurut saya, kita belum layak disebut orang yang beragama.

Tetapi, bila saat bersamaan kita tidak mencuri uang negara, meyantuni fakir miskin, memberi makan anak-anak terlantar, hidup bersih, maka itulah orang beragama.

Ukuran keberagamaan seseorang sesungguhnya bukan dari kesalehan personalnya, melainkan diukur dari kesalehan sosialnya. Bukan kesalehan pribadi, tapi kesalehan sosial.

Orang beragama adalah orang yang bisa menggembirakan tetangganya.

Orang beragama ialah orang yang menghormati orang lain, meski beda agama.

Orang yang punya solidaritas dan keprihatinan sosial pada kaum mustadh'afin (kaum tertindas).

Juga tidak korupsi dan tidak mengambil yang bukan haknya. Karena itu, orang beragama mestinya memunculkan sikap dan jiwa sosial tinggi. Bukan orang-orang yang meratakan dahinya ke lantai masjid, sementara beberapa meter darinya, orang-orang miskin meronta kelaparan.

sumber=MyOpera.com

Label:


Lebih lengkap........
posted by kang soem @ 09.21   0 comments
MENGHINDARI KEJAHATAN HIPNOTIS (Bagian 1)
08 April 2009

Oleh:Yan Nurindra MCH,CHt
Member of National Guild of Hypnotist(NGH)
Life time Honorary Memberof Malaysian Board of Hypnosis & Hypnotherapy(MBHH
President of TheIndonesian Board of Hypnotherapy(IBH)

Sampai dengan saat ini kata “hipnotis” di Indonesia masih memiliki stigma buruk. Mendengar kata “hipnotis” sering kali kita terasosiasi dengan berbagai hal yang berada di area“abu-abu”, mulai dari kejahatan, pemaksaan kehendak, sampai dengan kuasa kegelapan, serta penggunaan kekuatan mistik & magis.
Hipnotis sesungguhnya merupakan fenomena biasa, yang sangat lekat dengan kehidupan sehari-hari. Bahkan pada saat ini hipnotisme di dunia barat telah berkembang menjadi suatu pengetahuan yang sejajar dengan pengetahuan-pengetauan ilmiah lainnya. Bahkan di beberapa universitas di USA, hipnotisme dapat di pelajari sampai dengan tingkat Doktoral.


Jika di belahan bumi bagian barat hipnotisme telah dimanfaatkan secara positif bagi kemanusiaan, mengapa di Indonesia hipnotisme masih diposisikan sama seperti puluhan tahun silam?
Pada saat yang sama tidak dapat dipungkiri lagi banyak beredar berita bahwa hipnotis disalah-gunakan untuk praktek kejahatan. Berbagai media memberitakan aneka kejahatan yang disinyalir menggunakan keterampilan hipnotis, mulai dari kejahatan dengan tujuan merampas harta, bahkan mungkin merampas kehormatan.

Oleh karena itu disusunlah buku ini untuk memberikan pengertian apakah sesungguhnya yang mungkin terjadi, bagaimana mekanismenya, dan bagaimana pula cara menghindarinya, bahkan bagaimana cara membebaskan diri jika kita sudah terlanjur masuk dalam perangkap hipnotis?
Diharapkan informasi komprehensif dari buku ini akan dapat menempatkan hipnotis dan pelaku kejahatan hipnotis pada posisi yang seharusnya, tidak sekedar generalisasi yang justru akan membuat kita kehilangan kebijakan.



Apakah Kejahatan Hipnotis Benar-Benar Ada?

Penghipnotis Di keroyok Massa
Liputan6.com,Jakarta: Tiga pemuda pelaku kejahatan hipnotis tertangkap dikawasan PondokIndah, Jakarta Selatan, Rabu(24/10). Ketiganya langsung diamankan di pos satuan pengaman setempat guna menghindari amukan massa.
Peristiwa ini bermula saat Santi menyambut ajakan berkenalan ketiga tersangka yang bertemu dipusat perbelanjaan dikawasan itu.

Tepukan dipundak oleh salah satu tersangka membuat korban mengikuti kemauan mereka. Bahkan,Santi rela untuk menyerahkan dompet, perhiasan, dan telepon selular miliknya.
Beruntung korban segera tersadar dan langsung mengejar tersangka. Akibat terjebak kemacetan, mereka berhasil tertangkap. Namun, proses evakuasi tiga pelaku dari pos satpam tak berjalan mulus. Ratusan warga dan karyawan berusaha menumpahkan kekesalannya kepada ketiganya.

Berita diatas hanyalah salah satu berita dari sekian ratus berita resmi yang terkait dengan kejahatan hipnotis.
Terutama di internet, Mailing List juga telah lazim dipergunakan sebagai ajang untuk pemberitaan, testimoni, dan pengaduan, terhadap hal yang terkait dengan kejahatan hipnotis. Bahkan di salah satu Mailing List pernah diberitakan kejadian tragis yang menimpa sepasang suami isteri muda, yang bukan saja mengalami kerugian harta, tetapi juga mengalami pelecehan seksual yang sangat serius, sehingga mereka harus ditangani oleh seorang Psikiater, dan yang menarik bahwa Psikiater ini juga memanfaatkan teknik hipnotis untuk proses rehabilitasi korban?!
Apakah benar semua berita ini? Apakah benar sedemikian hebatnya hipnotis, sehingga pelaku seakan-akan “bebas merdeka” dalam melakukan aksinya!
Apalagi rumor yang seringkali sangat dahsyat menggambarkan proses hipnotis.
“Cuma di tepuk…saya langsung nggak sadarkan diri…”
“Begitu menghirup asap rokok yang dikepulkan…. saya langsung linglung…”
“Tiba-tiba kening saya disentuh….lalu seakan-akan otak saya melayang..” “Begitu menatap matanya, saya langsung kehilangan kesadaran….”

Ok, kita tidak akan memperdebatkan apakah kejahatan hipnotis itu benar ada atau tidak? Dan jika ada, apakah sehebat dan sesederhana itukah?
Kita juga tidak akan memperdebatkan apakah sang pewarta yang menuliskan berita benar-benar memahami dan menganalisa terlebih dahulu suatu informasi kejahatan hipnotis? Ataukah justru sang pewarta lebih tertarik dengan membuat berita “panas” yang mengatas-namakan hipnotis tanpa mencoba untuk bertanya ke ahlinya terlebih dahulu?!

Kita akan membahas semuanya, secara runut, komprehensif melalui bagian-bagian dalam postingan. Kita akan menganalisa dari berbagai sudut, mulai dari sudut ilmiah, setengah ilmiah, sampai yang tidak ilmiah.
Sekedar informasi, Penulis adalah ahli yang telah berkecimpung bertahun-tahun di dunia hipnotis barat maupun timur. Dengan pemahaman yang sangat lengkap mengenai dunia hipnotis memulai dari yang sangat ilmiah sampai dengan yang berbau dupa dan kemenyan.

Mari bersama-sama kita perangi kejahatan hipnotisme, dengan cara yang benar dan ilmiah! Bukan dengan pengetahuan spekulatif yang tidak jelas ujung pangkalnya!
Mari kita mulai berlatih untuk mempergunakan akal-budikita, bukan sekedar menjadi korban media yang tengah berusaha menaikkan oplah-nya, atau mempercayai “rumor” yang lebih cocok menjadi headline acara infotainment!

Label:


Lebih lengkap........
posted by kang soem @ 08.45   0 comments
CATATAN RINGAN SEORANG KAWAN : MAS GAW
06 April 2009
Hidup ini terasa indah jika kita bisa saling mengingatkan, saling menasihati dalam kebaikan dan kesabaran. Lebih indah lagi, jika dilengkapi dengan saling mendoakan. Keindahan hidup seperti ini yang masih bisa kita rasakan selagi tetap memiliki sahabat maupun saudara. Sahabat dan saudara yang tak segan-segan melafazkan doa di hadapan kita atau mengirimkannya tanpa sepengetahuan kita, diucapkan dalam barisan panjang doanya setiap usai sholat.

Harus saya syukuri, betapa diri ini menyadari bahwa dalam perjalanan panjang hidup ini teramat banyak orang-orang yang tulus berdoa untuk kebaikan, keselamatan, juga keberkahan saya dan keluarga. Misalnya beberapa tahun lalu ketika kami masih menyewa sebuah rumah petak di Bogor dengan kondisi yang sangat memprihatinkan, mulai dari ibu, adik, kakak, dan sahabat yang pernah singgah berucap kalimat yang sama, “semoga cepat punya rumah yang layak ya…”

Ketika itu, saya tidak pernah malu untuk mengajak dan menawarkan siapapun untuk singgah ke rumah ‘kontrakan’. Hanya karena rumah kami kurang layak, bukan berarti menghalangi niat baik untuk menyambung silaturahim. Meski saya tidak meminta, mereka tetap mendoakan untuk kehidupan yang lebih baik bagi keluarga saya. Dan mungkin atas doa mereka jugalah, kini saya dan keluarga sudah bisa menikmati tinggal di rumah sendiri.

Cerita lain ketika saya sering mengajak isteri dan anak-anak jalan-jalan. Suatu hari kami bertemu dengan seorang sahabat di sebuah angkutan umum dan dia bertanya, “ biasanya pakai motor, motornya kemana?”. Obrolan pun berlanjut ke hal lain, karena ia sudah mendapatkan jawaban dari saya soal motor itu. Menjelang berpisah, tak lupa ia menitipkan satu kalimat yang saya anggap itu sebagai doa, “mudah-mudahan ada gantinya ya”.


Segera saya mengamini kalimat sahabat saya itu. Puji syukur kepada Allah bahwa kemudian Allah memberi lagi saya kesempatan untuk memiliki sepeda motor walau harus mencicilnya selama tiga tahun. Setidaknya saya semakin sadar, bahwa saya harus senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan. Boleh jadi juga, doa sahabat-sahabat lah yang Allah kabulkan sehingga saya kembali mengantar anak-anak ke sekolah atau mengunjungi orang tua dengan bersepeda motor.

Nah, giliran sudah punya motor, sudah punya rumah, alhamdulillah tetap saja ada yang masih mendoakan kami. Tentu saja dengan cara-cara yang berbeda. Misalnya saja, seorang sahabat yang singgah di rumah saya di Sawangan belum lama ini, berkomentar “Kapan dikasih pagar nih rumahnya?” atau ketika puteri ketiga saya lahir, “Wah, puterinya sudah bertambah, berarti mesti bikin kamar lagi nih di lantai atas…”

Saya selalu menilai positif kalimat-kalimat penuh makna persahabatan itu dan menganggapnya sebagai doa. Begitu juga ketika para tetangga melihat motor kesayangan kami ditumpangi lima orang, saya, isteri, dan tiga puteri saya, mereka berujar, “Sudah harus ganti roda empat tuh…”

Di jalan raya pun demikian. Setiap kami menunggangi motor berlima dan berhenti di lampu lalu lintas, entah itu perjalanan ke Bogor maupun ke Tangerang selalu ada orang yang menyapa, “Masya Allah pak… hati-hati ya bawa motornya. Mudah-mudahan cepat punya mobil ya…”, ini masih lebih enak terdengar. Ada yang begini, “Ya Allah, kurang banyak pak bawaannya…”

Saya sempatkan untuk tersenyum kepada mereka, dan berujar, “amiin, terima kasih doanya ya. Alhamdulillah saya masih punya motor, sementara saya nikmati saja dulu…”. Tak sedikipun saya tersinggung dengan segala ucapan mereka di jalan raya, toh sebaliknya saya pikir itu doa dan saya berterima kasih. “tinggal mengamini saja kok repot…”

Sekali lagi, saya benar-benar menyadari dan yakin bahwa satu dari sekian banyak rasa anugerah yang wajib kita syukuri adalah lantaran hidup kita ini dikelilingi oleh doa. Doa orang tua, keluarga, para sahabat bahkan orang-orang yang tidak kita kenal secara langsung. Lantas, kenapa masih murung dan berputus asa? (gaw)

Label:


Lebih lengkap........
posted by kang soem @ 09.06   0 comments
KANGSOEM

ARTIKEL
SIMPANAN
Powered by

BLOGGER


© 2008 KangSoem.blogspot Blogspot Template by Isnaini Dot Com